Sesosok pria tinggi berdiri tegak memandang dingin seseorang yang tergeletak di depannya.
Ia pun membungkuk memastikan nyawa orang itu tak lagi di tempatnya.
tak lama wajahnya yang dingin mendekat ke telinga sosok pria didepannya. Lalu, dibisikannya sebuah kalimat,
" kematian itu menyakitkan"
ya, itulah kalimat yg setiap kali ia ucapkan ketika sehabis menghabisi korbannya.
Dengan wajah tanpa ekspresi ia pun berjalan menuju mobilnya dengan dipayungi awan kelam, selaras dengan gelapnya hati dan pakaian yang ia pakai.
Di perjalanan, kenangan pahit 12 tahun lalu kembali merasuki jaringan-jaringan otaknya.
*flashback*
Malam itu, kedua pasang mata milik kakak beradik menatap nanar ke dua sosok orang yang tidak asing bagi mereka tergeletak tak bernyawa di lantai rumahnya.
" Omma, Appa, hyung kenapa dengan omma dan appa? " tanya sang adik lirih.
" Hyung jawab!! Omma dan Appa kenapa? " teriaknya lagi sambil menggerakkan tubuh kaku milik ommanya.
" Junsu-yah... " ucap sang kakak mencoba menenangkan adik satu-satunya itu, tak terasa butiran air matapun jatuh di pipinya.
" Omma, Appa bangun, cepat, ku mohon, Jaejoong hyung suruh omma dan appa bangun. " pinta Junsu sambil terus terisak.
Jaejoong POV
" Omma, appa, aku tidak akan membiarkan orang-orang yg sudah merebut kalian dr ku hidup lebih lama di dunia ini,suatu saat aku akan ganti setiap tetes darah yg mengalir dari tubuh kalian dgn darah orang2 itu. Aku janji omma, appa. Aku janji "
ia pun mengepalkan kedua tangannya dengan kuat.
*end of flash back*
" kematian harus di bayar dgn kematian bukan " gumam jaejoong sambil menyunggingkan sebuah senyuman kecut di salah satu sudut bibirnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar